Harga Merosot, Petani Biarkan Sawit Membusuk
Menurut Dedi (45 tahun), warga Lengayang, pada www.sumbaronline.com mengatakan "Jangankan untuk mengambil keuntungan dari hasil panen, untuk membayar upah buruh memanen saja kami sudah tidak sanggup lagi. Kami tidak tahu persoalan apa sebenarnya yang terjadi saat ini sehingga harga sawit begitu anjlok," keluh Dedi. Lanjut Dedi dalam perbincangan, Senin (18/8) di Painan, semenjak anjloknya harga sawit dua bulan terakir ini membuat menumpuknya hutang, sehingga upah pekerja tidak bisa dibayar.
"Selama ini dengan lahan 2 hektar dan harga sawit Rp1.200/kg, maka setiap bulannya mampu menghasilkan uang minimal Rp 3 juta. Namun, dengan kondisi harga saat ini, setiap bulan hanya mampu menghasilkan Rp 1,2 juta. dan itupun hutang di mana-mana.
"Penghasilan Rp1,2 juta itu belum dipotong upah memanen dan mengangkut. Dalam bulan-bulan ini kami hanya mampu terima bersih maksimal Rp500 ribu. Kalau sudah begini kami mau makan apa lagi?" keluhnya.
Keluhan yang sama juga diungkapkan Joko, petani sawit asal Lunang. Menurutnya, setidaknya saat ini ada sekitar 10 ribu hektar sawit milik petani tidak dipanen. Para petani lebih memilih TBS sawit mereka busuk di atas pohon.
Kondisi ini sudah berjalan dalam satu bulan ini. Apa lagi harga TBS sawit untuk di sebuah kampung yang medan jalannya sulit dilalui saat musim penghujan oleh kendaraan, hanya mampu menembus harga Rp 400/kg.
"Bayangkan saja, sejumlah kampung di tempat kami harga TBS hanya dihargai Rp 400/kg. Jangankan untuk makan, untuk biaya panen, upah angkut sudah tidak mencukupi. Akhirnya sejumlah petani lebih memilih membiarkan buah busuk di atas pohon," ungkap Joko.
Yang lebih parahnya lagi, walaupun harga Rp 550/kg, itupun pabrik yang ada di Pessel tidak terima dengan alasan tidak beli sawit warga karena lahan sawit milik perusahaan panen raya, katanya.
“Kami sempat jual sawit ke daerah Riau, bahwa harga sawit di sana mahal. Memang harga di sana Rp 700/kg, tapi ada potongan 15 persen per ton. Karena terlanjur, terpaksa dijual juga di sana, tapi saat ini terpaksa sawit busuk dibatangnya.
Sumber : SumbarOnline

