PemKab Pesisir Selatan Terima Anugerah Aksara Madya
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan menenrima Anugerah Aksara Madya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI atas kinerja dan kepeduliannya dala percepatan pemberantasan buta aksara.
"Tanda penghargaan tersebut sudah kami terima dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh saat peringatan Hari Aksara Internasional tahun 2014, di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Sabtu (20/9)," kata Bupati Nasrul Abit di Painan.
Kepala Dinas Pendidikan Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar mengatakan, buta aksara bukan sekedar pembelajaran membaca, menulis dan berhitung, melainkan sebagai upaya peningkatan kesadaran belajar seluruh warga dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Buta aksara merupakan permasalahan mendasar dan universal. Sedangkan dunia pendidikan adalah dunia yang amat kompleks, menantang dan mulia karena spektrumnya sangat luas. Sedangkan menantang, karena menentukan masa depan bangsa dan mulia karena memanusiakan manusia.
Ia menyadari bahwa menurunkan angka buta aksara bukanlah hal mudah. Untuk itu diharapkan jalinan kerjasama antar instansi pemerintah dibawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) sebagaimana di amanatkan dalam instruksi presiden (Inpres) Nomor 5 tahun 2006 tentang gerakan nasional percepatan penuntasan wajib belajar dapat makin ditingkatkan.
Selain itu, kerjasama kemitraan dengan organisasi dan lembaga non pemerintah seperti organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, organisasi perempuan, perguruan tinggi, perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat juga perlu ditingkatkan.
"Semoga kepedulian kita semakin meningkat dan semakin membaik, menuju Pesisir Selatan yang Lebih Baik dan Lebih Bermartabat"..
"Tanda penghargaan tersebut sudah kami terima dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh saat peringatan Hari Aksara Internasional tahun 2014, di Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Sabtu (20/9)," kata Bupati Nasrul Abit di Painan.
Kepala Dinas Pendidikan Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar mengatakan, buta aksara bukan sekedar pembelajaran membaca, menulis dan berhitung, melainkan sebagai upaya peningkatan kesadaran belajar seluruh warga dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Buta aksara merupakan permasalahan mendasar dan universal. Sedangkan dunia pendidikan adalah dunia yang amat kompleks, menantang dan mulia karena spektrumnya sangat luas. Sedangkan menantang, karena menentukan masa depan bangsa dan mulia karena memanusiakan manusia.
Ia menyadari bahwa menurunkan angka buta aksara bukanlah hal mudah. Untuk itu diharapkan jalinan kerjasama antar instansi pemerintah dibawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) sebagaimana di amanatkan dalam instruksi presiden (Inpres) Nomor 5 tahun 2006 tentang gerakan nasional percepatan penuntasan wajib belajar dapat makin ditingkatkan.
Selain itu, kerjasama kemitraan dengan organisasi dan lembaga non pemerintah seperti organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, organisasi perempuan, perguruan tinggi, perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat juga perlu ditingkatkan.
"Semoga kepedulian kita semakin meningkat dan semakin membaik, menuju Pesisir Selatan yang Lebih Baik dan Lebih Bermartabat"..
Sumber: AntaraSumbar

