Pessel Dapat Program SLBM

Kondisi sanitasi disejumlah nagari di Pesisir Selatan masih buruk. Hingga kini bahkan masih saja ada warga yang buang air besar sembarangan (BABS). Terkait dengan itu Pessel dapat program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) untuk atasi persoalan kesehatan lingkungan.

Kepala PU Pessel Pri Nurdin Selasa (12/8) menyebutkan, program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Sasaran dari program ini adalah masyarakat yang di lingkungannya belum memiliki fasilitas sanitasi yang layak. Tidak adanya fasilitas sanitasi ini menyebabkan masyarakat melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan akan menimbulkan berbagai dampak serta mengundang penyakit.

"Indonesia sendiri dalam rangka menuju Milenium Development Gold terus mengembangkan program-program sanitasi yang berbasis masyarakat dengan harapan Indonesia akan bebas dari BABS di era Milenium Development Gold. Di tahun 2014 melalui Kementrian PU melaksanakan program SLBM di Kabupaten Pessel dimuali dengan sasaran nagari yang belum memiliki fasilitas sanitasi yang memadai," ungkap Pri Nurdin di Painan.

Berdasarkan survey ditemukan sejumlah nagari di mana fasilitas sanitasi masih belum memadai. Nagari tersebut antara lain Lakitan, Kambang, Air Haji dan lain-lain. Dengan adanya data dari hasil survey ini menunjukkan bahwa masyarakat di nagari itu memerlukan sarana sanitasi yang memadai. Sarana sanitasi ini diperlukan agar tingkat kesehatan masyarakat naik sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya kesehatan yang diakibatkan permasalahan sanitasi yang buruk.

Melalui anggaran DAK tahun 2014, Pemerintah Kabupaten Pessel bersama Kementerian Pekerjaan Umum melaksanakan program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat didaerah ini. Dengan tersedianya sarana sanitasi ini diharapkan taraf kesejahteraan masyarakat dapat meningkat.Hari Selasa (12/8) pemerintah nagari yang dapat program tersebut menerima penjelasan terkait program itu.

"Sekaligus rencananya dilakukan kontrak kerja dengan pemerintahan nagari dimana program itu dilaksanakan," katanya.

Secara sederhana ia mencontohkan, program di Lakitan akan membuat kakus dan sebuah bak penampungan dan pengolahan air limbah menjadi air bermutu baik untuk budidaya perikanan.

"Satu bak penampungan maksimal mampu melayani air pembuangan 20 Rumah Tangga. Dari rumah para sasaran program dibuat saluran pembuangan sesuai dengan standar teknis yang di desain PU, lalu saluran itu tersambung ke saluran induk dan mengalir ke bak penampungan air," katanya.

Ditambahkannya, setelah sampai di bak besar air itu akan melewati sejumlah bak kecil guna berproses menjadi air bersih. Jadi air limbah rumah tangga tidak menggenang dan mengganggu lingkungan.
Comments
0 Comments

0 komentar: